Timun Mas Cerita Rakyat



Perkiraan waktu membaca Menit

Edit
Pada zaman dulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di suatu desa di dekat rimba. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seseorang anak juga.

Sehari-hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa supaya selekasnya di beri seseorang anak. Satu hari seseorang raksasa melalui rumah mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu lalu berikan mereka biji mentimun.

Timun Mas

“Tanamlah biji ini. Kelak kau bakal memperoleh seseorang anak wanita, ” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa, ” kata suami istri itu. “Tapi ada prasyaratnya. Pada umur 17 th. anak itu mesti kalian serahkan padaku, ” sahut Raksasa. Suami istri itu sangatlah merindukan seseorang anak. Karenanya tanpa ada memikirkan panjang mereka sepakat.

Suami istri petani itu lalu menanam biji-biji mentimun itu. Sehari-hari mereka menjaga tanaman yang mulai berkembang itu dengan sebaik-baiknya. Berbulan-bulan lalu tumbuhlah suatu mentimun berwarna keemasan.

Buah mentimun itu makin lama makin besar serta berat. Saat buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Begitu terkejutnya mereka, didalam buah itu mereka temukan bayi wanita yang sangatlah cantik. Suami istri itu sangatlah bahagia. Mereka berikan nama bayi itu Timun Mas.

Th. untuk th. berlalu. Timun Mas tumbuh jadi gadis yang cantik. Ke-2 orang tuanya sangatlah bangga padanya. Namun mereka jadi sangatlah takut. Lantaran pada lagi th. Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas.

Petani itu coba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas tengah bermain. Istriku bakal memanggilnya, ” tuturnya. Petani itu selekasnya menjumpai anaknya. “Anakkku, ambil ini, ” tuturnya sembari menyerahkan suatu kantung kain. “Ini bakal menolongmu melawan Raksasa. Saat ini larilah secepat-cepatnya, ” tuturnya. Jadi Timun Mas juga selekasnya melarikan diri.

Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Namun mereka tak ikhlas bila anaknya jadi santapan Raksasa. Raksasa menanti cukup lama. Ia jadi tidak sabar. Ia paham, sudah dibohongi suami istri itu. Lantas ia juga menghancurkan pondok petani itu. Lantas ia menguber Timun Mas ke rimba.

Raksasa selekasnya lari menguber Timun Mas. Raksasa makin dekat. Timun Mas selekasnya mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lantas garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Mendadak suatu laut yang luas juga terhampar. Raksasa sangat terpaksa berenang dengan sulit payah.

Timun Mas lari lagi. Namun lalu Raksasa nyaris sukses menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Saat itu juga pohon dengan ranting serta duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sesaat Timun Mas lari menyelamatkan diri.

Namun Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi nyaris menangkap Timun Mas. Jadi Timun Mas juga keluarkan benda ajaib ketiga. Ia menyebarkan biji-biji mentimun ajaib. Saat itu juga tumbuhlah kebun mentimun yang sangatlah luas. Raksasa sangatlah letih serta kelaparan. Ia juga makan mentimun-mentimun yang fresh itu dengan lahap. Lantaran terlampau banyak makan, Raksasa tertidur.

Timun Mas kembali melarikan diri. Ia lari sekuat tenaga. Namun lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi lantaran Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi nyaris menangkapnya. Timun Mas sangatlah ketakutan. Ia juga melemparkan senjatanya yang paling akhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi berlangsung keajaiban. Suatu danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya nyaris meraih Timun Mas. Namun danau lumpur itu menariknya ke basic. Raksasa cemas. Ia tidak dapat bernapas, lantas terbenam.

Timun Mas lega. Ia sudah selamat. Timun Mas juga kembali pada rumah orang tuanya. Bapak serta Ibu Timun Mas suka sekali lihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau sudah menyelamatkan anakku, ” kata mereka senang.

Mulai sejak waktu itu Timun Mas bisa hidup tenang berbarengan orang tuanya. Mereka bisa hidup bahagia tanpa ada ketakutan lagi.

Kamu baru saja membaca tentang Timun Mas Cerita Rakyat

Baca Juga Cerita Lainnya

This website uses cookies to ensure you get the best experience on our website. Learn more