Sigarlaki Dan Limbat Cerita Rakyat dari Sulawesi Utara
Sigarlaki Dan Limbat Cerita Rakyat dari Sulawesi Utara
Perkiraan waktu membaca Menit
Edit
Sigarlaki yaitu seseorang pemburu yang luar umum. Ia sangatlah tepat menombak hewan buruannya. Tersebut penyebab hidupnya tidak pernah berkekurangan. Sigarlaki mempunyai seseorang pembantu yang setia, namanya Limbat. Limbat yaitu pemuda yang simpel. Mulai sejak kecil ia telah hidup sendiri. Jadi, saat Sigarlaki menawarinya untuk jadi pembantunya, Limbat tidak menampik.
" Limbat... cepatlah! Hari telah nyaris siang, " teriak Sigarlaki.
Limbat jalan dengan terburu-buru membawa seperangkat alat berburu. Hari ini Sigarlaki bakal pergi berburu lagi, serta seperti umum Limbat mesti menyiapkan seluruhnya kebutuhannya.
" Saya pergi dahulu ya. Janganlah lupa, persediaan daging itu kau jual ke pasar. Bekasnya masaklah untuk makan siang kita, " pesan Sigarlaki saat sebelum pergi.
Limbat mengangguk " Pasti, Tuan, saya tidak bakal lupa. "
Sesudah tuannya pergi, ia selekasnya menimbang daging yang bakal di jual ke pasar. Tempo hari tuannya sukses memperoleh seekor rusa yang gemuk.
" Ah, seluruhnya telah siap. Saat ini saya mandi dahulu, " tuturnya dalam hati. Limbat mandi dengan riang. Ia tidak mengerti, pintu rumah terbuka lebar.
Seseorang pencuri masuk serta mengambil seluruhnya daging rusa yang telah ia siapkan. Pencuri itu juga mengambil daging yang Limbat siapkan untuk makan siang.
Limbat sangatlah terperanjat merasakan seluruhnya dagingnya hilang.
" Astaga, siapa yang mengambil daging itu? " Limbat lari ke dapur. " Ya ampun, daging yang akan kumasak juga hilang! Kritis sekali, tuanku pasti geram besar bila tahu. "
Sepanjang hari itu Limbat cuma duduk termenung. Ia bingung, bagaimanakah langkahnya ia menuturkan peristiwa itu pada Sigarlaki. Mendekati sore, Sigarlaki hingga dirumah. Berwajah tampak masam, serta ia tidak membawa seekor hewan buruan juga.
" Selamat sore Tuan, hewan apa yang sukses Tuan tangkap kesempatan ini? " bertanya Limbat dengan kuatir.
Sembari mendengus jengkel, Sigarlaki menjawab, " Nyatanya saya tidak sehebat yang kukira. Hari ini hewan buruanku lolos seluruhnya. " Limbat terdiam, ia bingung bagaimanakah menuturkan peristiwa yang menimpanya.
Mendadak Sigarlaki ajukan pertanyaan " Berapakah duit yang kau bisa dari hasil jual daging pagi tadi? " Seperti disambar petir, Limbat juga kebingungan.
" Eh... anu... eh.. maaf Tuan. Ada orang yang mengambil daging itu waktu saya mandi, " jawabnya terbata-bata.
" Apa? Mana mungkin saja ada orang yang berani lakukan hal semacam itu padaku. Saya tidak yakin omonganmu! Atau... hmmm... jangan- janganlah kau sendiri yang mengambil dagingku? " teriak Sigarlaki.
" Tak Tuan, benar ada orang yang mengambil daging itu. Mana mungkin saja saya berani berbuat curang pada Tuan? "
Sigarlaki betul-betul geram. Ia terasa sangatlah sial hari itu. Sigarlaki selalu menuduh Limbatah yang mengambil dagingnya.
" Kau mesti menunjukkan bahwa memanglah bukan kau pencurinya. Saat ini, turut saya ke sungai, " perintahnya pada Limbat. Walau tidak tahu, Limbat menuruti perintah tuannya.
" Menyelamlah ke sungai ini. Saya bakal menancapkan tombakku ke basic sungai. Bila tombak ini lebih dahulu keluar dari pada kau, jadi kau memanglah tidak bersalah. Tetapi bila kepalamu yang keluar lebih dahulu, bermakna kau pencurinya, " kata Sigarlaki.
Limbat sungguh ketakutan. Mana dapat ia menyelam demikian lama, serta mana mungkin saja tombak itu dapat keluar sendiri dari sungai? Ia sangatlah kuatir.
Limbat tidak dapat mengelak. Ia juga menyelam ke basic sungai serta Sigarlaki menancapkan tombaknya. Namun, baru sebagian detik jalan, Sigarlaki lihat seekor babi rimba melintas. Ia selekasnya mencabut tombaknya serta menguber babi rimba itu. Sayangnya, babi rimba itu lari dengan cepat serta Sigarlaki kehilangan jejaknya.
Limbat juga keluar dari sungai dengan lega. " Tuan, telah dapat dibuktikan bukanlah saya yang mengambil daging Tuan, " tuturnya.
" Enak saja, itu tadi cuma kebetulan. Kau mesti mengulanginya sekali lagi, " jawab Sigarlaki. Rupanya ia masih tetap belum yakin bila Limbat berkata jujur.
" Bila kesempatan ini kau sukses, saya baru yakin padamu, " lebih Sigarlaki. Sangat terpaksa, Limbat menyelam untuk ke-2 kalinya.
Dengan penuh yakin diri, Sigarlaki sekali lagi menancapkan tombaknya. Mendadak, " Aduuhh... kakiku! " teriaknya.
Nyatanya seekor kepiting memiliki ukuran besar mencapit kakinya. Sigarlaki jengkel sekali, ia lantas mencabut tombaknya. Sembari terpincang-pincang, ia berupaya memukul kepiting itu dengan tongkatnya.
Untuk ke-2 kalinya Limbat keluar dari sungai. Dalam hati ia geli melihat tuannya lari terpincang-pincang. Ia bersukur, kejujurannya teIah dapat dibuktikan. Limbat menguber tuannya serta mengajaknya pulang ke rumah.
" Maafkan saya Limbat, nyatanya kau memanglah jujur padaku, " kata Sigarlaki. Limbat cuma tersenyum. Mulai sejak waktu itu, Sigarlaki tidak pernah lagi menuduhnya dengan asal-asalan.
Sigarlaki Dan Limbat
Sehari-hari, Limbat menyiapkan kepentingan berburu tuannya. Se lain itu ia juga mengatur rumah serta memasak. Walau Limbat yaitu seseorang pria, ia tidak alami kesusahan untuk kerjakan seluruhnya itu." Limbat... cepatlah! Hari telah nyaris siang, " teriak Sigarlaki.
Limbat jalan dengan terburu-buru membawa seperangkat alat berburu. Hari ini Sigarlaki bakal pergi berburu lagi, serta seperti umum Limbat mesti menyiapkan seluruhnya kebutuhannya.
" Saya pergi dahulu ya. Janganlah lupa, persediaan daging itu kau jual ke pasar. Bekasnya masaklah untuk makan siang kita, " pesan Sigarlaki saat sebelum pergi.
Limbat mengangguk " Pasti, Tuan, saya tidak bakal lupa. "
Sesudah tuannya pergi, ia selekasnya menimbang daging yang bakal di jual ke pasar. Tempo hari tuannya sukses memperoleh seekor rusa yang gemuk.
" Ah, seluruhnya telah siap. Saat ini saya mandi dahulu, " tuturnya dalam hati. Limbat mandi dengan riang. Ia tidak mengerti, pintu rumah terbuka lebar.
Seseorang pencuri masuk serta mengambil seluruhnya daging rusa yang telah ia siapkan. Pencuri itu juga mengambil daging yang Limbat siapkan untuk makan siang.
Limbat sangatlah terperanjat merasakan seluruhnya dagingnya hilang.
" Astaga, siapa yang mengambil daging itu? " Limbat lari ke dapur. " Ya ampun, daging yang akan kumasak juga hilang! Kritis sekali, tuanku pasti geram besar bila tahu. "
Sepanjang hari itu Limbat cuma duduk termenung. Ia bingung, bagaimanakah langkahnya ia menuturkan peristiwa itu pada Sigarlaki. Mendekati sore, Sigarlaki hingga dirumah. Berwajah tampak masam, serta ia tidak membawa seekor hewan buruan juga.
" Selamat sore Tuan, hewan apa yang sukses Tuan tangkap kesempatan ini? " bertanya Limbat dengan kuatir.
Sembari mendengus jengkel, Sigarlaki menjawab, " Nyatanya saya tidak sehebat yang kukira. Hari ini hewan buruanku lolos seluruhnya. " Limbat terdiam, ia bingung bagaimanakah menuturkan peristiwa yang menimpanya.
Mendadak Sigarlaki ajukan pertanyaan " Berapakah duit yang kau bisa dari hasil jual daging pagi tadi? " Seperti disambar petir, Limbat juga kebingungan.
" Eh... anu... eh.. maaf Tuan. Ada orang yang mengambil daging itu waktu saya mandi, " jawabnya terbata-bata.
" Apa? Mana mungkin saja ada orang yang berani lakukan hal semacam itu padaku. Saya tidak yakin omonganmu! Atau... hmmm... jangan- janganlah kau sendiri yang mengambil dagingku? " teriak Sigarlaki.
" Tak Tuan, benar ada orang yang mengambil daging itu. Mana mungkin saja saya berani berbuat curang pada Tuan? "
Sigarlaki betul-betul geram. Ia terasa sangatlah sial hari itu. Sigarlaki selalu menuduh Limbatah yang mengambil dagingnya.
" Kau mesti menunjukkan bahwa memanglah bukan kau pencurinya. Saat ini, turut saya ke sungai, " perintahnya pada Limbat. Walau tidak tahu, Limbat menuruti perintah tuannya.
" Menyelamlah ke sungai ini. Saya bakal menancapkan tombakku ke basic sungai. Bila tombak ini lebih dahulu keluar dari pada kau, jadi kau memanglah tidak bersalah. Tetapi bila kepalamu yang keluar lebih dahulu, bermakna kau pencurinya, " kata Sigarlaki.
Limbat sungguh ketakutan. Mana dapat ia menyelam demikian lama, serta mana mungkin saja tombak itu dapat keluar sendiri dari sungai? Ia sangatlah kuatir.
Limbat tidak dapat mengelak. Ia juga menyelam ke basic sungai serta Sigarlaki menancapkan tombaknya. Namun, baru sebagian detik jalan, Sigarlaki lihat seekor babi rimba melintas. Ia selekasnya mencabut tombaknya serta menguber babi rimba itu. Sayangnya, babi rimba itu lari dengan cepat serta Sigarlaki kehilangan jejaknya.
Limbat juga keluar dari sungai dengan lega. " Tuan, telah dapat dibuktikan bukanlah saya yang mengambil daging Tuan, " tuturnya.
" Enak saja, itu tadi cuma kebetulan. Kau mesti mengulanginya sekali lagi, " jawab Sigarlaki. Rupanya ia masih tetap belum yakin bila Limbat berkata jujur.
" Bila kesempatan ini kau sukses, saya baru yakin padamu, " lebih Sigarlaki. Sangat terpaksa, Limbat menyelam untuk ke-2 kalinya.
Dengan penuh yakin diri, Sigarlaki sekali lagi menancapkan tombaknya. Mendadak, " Aduuhh... kakiku! " teriaknya.
Nyatanya seekor kepiting memiliki ukuran besar mencapit kakinya. Sigarlaki jengkel sekali, ia lantas mencabut tombaknya. Sembari terpincang-pincang, ia berupaya memukul kepiting itu dengan tongkatnya.
Untuk ke-2 kalinya Limbat keluar dari sungai. Dalam hati ia geli melihat tuannya lari terpincang-pincang. Ia bersukur, kejujurannya teIah dapat dibuktikan. Limbat menguber tuannya serta mengajaknya pulang ke rumah.
" Maafkan saya Limbat, nyatanya kau memanglah jujur padaku, " kata Sigarlaki. Limbat cuma tersenyum. Mulai sejak waktu itu, Sigarlaki tidak pernah lagi menuduhnya dengan asal-asalan.
Kamu baru saja membaca tentang Sigarlaki Dan Limbat Cerita Rakyat dari Sulawesi Utara